Selama ini, masyarakat cenderung menganggap persoalan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) sebagai suatu persoalan pribadi yang 'lumrah' terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Hal ini terjadi karena masyarakat meyakini berbagai mitos mengenai KDRT. Padahal, mitos-mitos tersebut sangat bertentangan dengan fakta yang ada. Berikut mitos dan fakta seputar masalah KDRT.
MITOS
1. Istri dipukul karena membantah, melawan suami, dan berbuat kesalahan besar
2. KDRT hanya terjadi pada pasangan yang memulai perkawinan tanpa dasar saling cinta
(dijodohkan).
3. KDRT hanya terjadi pada suami yang memiliki kelainan jiwa.
4. KDRT hanya terjadi pada pasangan yang kondisi sosial ekonominya rendah.
5. KDRT hanya terjadi karena suami mabuk, kalah judi, gagal dalam pekerjaan, dan
sebagainya.
6. KDRT hanya dilakukan suami yang memang berperangai kasar.
7. KDRT adalah persoalan perempuan Barat.
8. Pemukulan terhadap istri itu terjadi semata-mata karena suami lepas kontrol atau marah.
9. Pemukulan terhadap istri tidak akan terjadi bila suami istri beragama dengan baik dan taat.
FAKTA
1. Suami memukul karena "kesalahan istri" berdasar standar nilai si suami.
2. KDRT terjadi pada pasangan yang memulai perkawinan dengan dasar saling cinta.
3. KDRT dilakukan oleh suami yang normal (tidak punya kelainan jiwa).
4. KDRT juga banyak terjadi pada pasangan yang kondisi sosial ekonominya tinggi.
5. KDRT dilakukan oleh suami yang tidak mabuk, tidak kalah judi, bahkan sukses di dalam karier.
6. KDRT dilakukan oleh suami yang mampu bergaul dengan baik dan santun kepada semua orang.
7. KDRT adalah persoalan perempuan dan laki-laki di seluruh dunia.
8. Pemukulan terhadap istri justru dengan alasan diperbolehkan agama.
Arifin ( Hidayah Tahun 5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar